Kami sedang menunggu buku ketujuh kami tentang "Mbah Mutamakin"

Selasa, 24 Agustus 2010

Syeh Siti Jenar Naik Haji

Syeh Siti Jenar Naik Haji

Setelah beberapa waktu belajar di Baghdad dan menjelang kepulangannya ke Jawa, Syeh Siti Jenar menyempatkan diri untuk berangkat ke negeri Arab guna menunaikan rukun Islam kelima, Ibadah Haji.

Beliau tinggal di Arab tidak lama. Di negeri itu hanya dalam rangka melakukan ibadah haji saja. Tidak ada agenda lain di luar itu, misalnya belajar. Kedatangannya pun menjelang waktu rangkaian ibadah haji dilakukan, dan setelah selesai melakukan ibadah haji beliau langsung berangkat pulang ke negeri Jawa yang sudah sangat dirindukannya.



Menurut pengakuannya, selama melakukan ibadah haji ini Syeh Siti Jenar merasa memperoleh suatu anugerah yang luar biasa bisa mengunjungi Ka'bah. Selain itu beliau juga memperoleh inspirasi dari rangkaian tahapan ibadah haji. Tiap rukun haji dimaknai secara mendalam. Dari pemaknaannya masing-masing rukun itu yang kelak dijadikan suatu konsep ajaran untuk diimplementasikan.

Pemaknaan atas tiap-tiap haji itu diceritakannya sebagai berikut:



Haji yang ditandai dengan datangnya orang dari seluruh penjuru dunia, baik dari bagianselatan, barat, utara, timur, datang menuju suatu titik yang ditandai denganbangunan Ka'bah,

menurut Syeh Siti Jenar menunjukkan arti monoteisme, yaitu kepercayaan bahwa Tuhan itu tunggal. Ibadah haji ini merupakan manifestasi dari syahadad tauhid, yang bersaksi bahwa tuhan itu esa.

Asyhadu anla ilaha ilaAllah. Tiada Tuhan selain Allah. Kaum muslim berkenan datang ke sana dan melakukan ritual-ritual yang berdasar rukun dan syarat yang ditetapkan menunjukkan manifestasi dari persaksiannya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah benar-benar Rasul utusan Allah.

Wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah.Itu menunjukkan bukti bahwa mereka betul-betul percaya bahwa apa yang disampaikan oleh Rasulllah itu adalah benar-benar bersumber dari Allah SWT.



Tawaf,

yaitu berputar mengelilingi Ka'bah selama tujuh kali itu dimaknai oleh Syeh Siti Jenar sebagai simbol perputaran dunia, juga dunia kehidupan.

Dalam kaitannya dengan dunia kehidupan, perputarannya sama dengan perputaran tawaf tersebut.Adakalanya perputarannya cepat adakalanya terasa lambat. Oleh karena itu,pasang surutnya rejeki dalam kehidupan, lambat dan cepatnya tercapainya tujuan dari suatu keinginan, mesti akan mengalami ritme seperti itu. Simbol tawaf ini harus dimaknai sebagai pentingnya kesabaran dan keikhlasan. Sabar dan tekun dalam mengikuti arus kehidupan, serta ikhlas menerima keadaan.



Sya'i

yaitu lari-lari kecil dari Safa ke Marwa, selain menunjukkan napak tilas perjalanan Siti Hajar mencari air, itu dimaknai oleh Syeh Siti Jenar sebagai simbol dari perjuangan. Perjuangan tiak akan berhenti sebelum tujuan akhirnya tercapai. Perjuangan tidak akan pernah terwujud tanpa adanya motivasi yang kuat, ketekunan, kerja yang sungguh-sungguh, dan harapan pencapaian. Menurutnya, ini merupakan etos yang harus dimiliki seluruh umat muslim, karena umat muslim mengemban visi rahmatan lil 'alamin.



Wukuf,

yaitu berdiam diri di Padang Arafah dimaknai oleh Syeh Siti Jenar sebagai bentuk dari menggugah kesadaran diri, kesadaran tentang kesejatian manusia. Dalam ritual itu perlu melakukan perenungan dan evaluasi diri tentang apa yang telah dilakukan. Melakukan kontemplasi mencari inspirasi apa yang harus dilakukan kedepan. Memohon ampunan atas segala dosa. Memohon ditunjukkan jalan yang benar agar bisa melakukan amal ma'ruf nahi munkar. Menurutnya, jika wukuf ini dilakukan dengan kesejatian makna wukuf maka manusia dipastikan akan mempunyai kesadaran diri tentang kemakhlukannya.



Jumrah,

yaitu melempar batu-batu kecil kepada tugu-tugu yang dianggap sebagai syaitan, dan ini konon merupakan napak tilas Nabi Ibrahim melempari Syaitan yang mengganggu dirinya ketika hendak menjalankan perintah Tuhan. Ritual ini dimaknai oleh Syeh Siti Jenar sebagai simbol dari pentingnya menekan kejumawaan, nafsu, dan keduniawian.

Ketiga hal ini perlu senantiasa ditekan, karena kalau sempat mendominasi perilaku manusia akan mengakibatkan kehancuran. Nafsu itu ditekan agar tidak muncul. Jika manusia mampu menekan ketiga-tiganya, maka sifat dasar manusia atau hakikat manusia yang akan muncul, bukan sifat syaitan yang ditunjukkan oleh ketiga hal itu tadi.



Tahalul,

yaitu memotong rambut kepala, dimaknai oleh Syeh Siti Jenar sebagai bentuk dari kesederhanaan. Rambut diibaratkan sebagai hiasan atau asesoris yang terkadang membuat orang tertipu dalam melihat keasliannya. Agar ada kejernihan dan kelugasan dalam menilai keaslian, maka diperlukan kesederhanaan. Beliau menegaskan lagi bahwa kesederhanaan itu merupakan asasiah manusia. Budaya konsumerisme dan sifat-sifat yang hedonistik seperti ditampilkan oleh generasi sekarang ini, yang lebih menunjukkan apa yang dimiliki dan disandang secara materi, bukan sebaliknya menunjukkan keasliannya, menurutnya, ada penyimpangan dari semangat nilai tahalul tadi.



Qurban,

yang ditandai dengan pemotongan seekor binatang, selain merupakan bentuk napak tilas Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah, dimaknai oleh Syeh Siti Jenar dengan semangat berbagi. Untuk bisa berbagi, maka nafsu kehewanan yang bersifat mementingkan diri sendiri, menuruti nafsu hewaniah yang tidak akan berhenti mengunyah sebelum kenyang, harus diakhiri. Manusia harus menggunakan akal budinya untuk tidak larut dalam individualisme, tetapi harus memperhatikan kehidupan sosial, dan ikut serta dalam menciptakan keharmonisan.



Sumber : wawancara Argawi Kandito dan SSJ.

Rabu, 04 Agustus 2010

Tsunami Matahari dan Teori tentang Musnahnya Alam.

Tsunami Matahari dan Teori tentang Musnahnya Alam.
Oleh: Syeh Pandrik

Ada perbedaan antara apa yang disebut dengan Lidah Api dan Tsunami Matahari. Lidah Api Matahari itu merupakan respon matahari menerima aliran energy dari space di sekitar matahari. Respon itu merupakan bentuk keseimbangan. Besar-kecilnya respon itu dapat diukur dari panjang dan besarnya Lidah Api yang dijulurkan Matahari. Lidah api ada yang panjangnya sejauh 1000 kilo meter dari lapis luar matahari, atau panjangnya kira-kira sama dengan pulau Jawa. Ada juga yang panjangnya mencapai lebih dari satu juta kilometer. Lidah Api yang terpanjang ini seringkali mencapai Merkurius, maka Merkurius senantiasa terbakar. Bahkan, ketika posisi Bumi tidak terbentengi oleh Venus dan Merkurius, Lidah Api Matahari ini bisa mencapai Bumi. Ketika Bumi terbentengi, dan Merkurius terbakar, gelombang panas LIdah Api itu bisa mencapai Bumi, yang menyebabkan mengganggu magnet alam, mengganggu system satelit buatan manusia, sehingga system komunikasi terganggu.
Efek yang terjadi di Bumi seperti itu bisa juga disebabkan oleh Tsunami Matahari. Bahkan bisa lebih besar dampaknya. Sistem kelistrikan yan digarap manusia dapat mengalami gangguan berupa mati total. Iklim juga bisa berubah. Pada musim kemarau, bisa saja mengalami hujan yang sangat lebat disertai hujan petir, dan air hujannya terasa hangat. Begitu pula ketika musim penghujan, hujan akan tambah semakin lebat. Langit akan penuh electron. Sangat membahayakan bagi penerbangan. Di lapisan udara atas, kondisi oksigen bisa rusak, tetapi di lapisan bawah (permukaan bumi) cenderung normal. Efek langsungnya tidak berbahaya, tetapi efek lanjutan dalam jangka waktu ke depan akan berbahaya. Misalnya, akan terjadi kemarau yang berkepanjangan, munculnya udara yang mengandung racun, dan sebagainya.
Tsunami Matahari ini merupakan kejadian alami Matahari karena terjadinya adanya pelepasan energy inti Matahari akibat akumulasi panas yang ditimbulkan selama perputarannya. Panas yang terjadi di inti Matahari ini mengakibatkan aliran masuk energy dari space di sekitar Matahari untuk menggantikan energy inti atau mengisi ruang di inti Matahari. Pada saat itu terjadi, maka energy di sekitar Matahari akan tersedot. Sebagai penyeimbangnya, maka Matahari mengeluarkan Lidah Api.
Dampak yang lebih buruk dari Tsunami Matahari ini bisa mengakibatkan terlepasnya kerak matahari. Ketika kerak Matahari terlempar, maka serpihan-serpihannya yang berupa gas padat itu akan berhamburan menghantam tata surya yang ada di sekitarnya. Jika serpihan kerak Matahari itu mengenai planet, bintang-bintang, atau benda-benda langit di sekitar tata surya itu, maka akan mengakibatkan kerusakan yang dahsyat. Sebagai perkiraan, jika ada serpihan kerak matahari sebesar bola kaki, maka bisa mengakibatkan kebakaran hebat seluas satu daerah Kabupaten.
Terlepasnya kerak akan terjadi jika pelepasan energy dari inti Matahari sangat besar. Jika terjadi hal seperti itu, maka berarti Matahari sedang melakukan peremajaan energy. Peremajaan energy seperti itu sebenarnya bukan hanya terjadi pada Matahari saja, namun seluruh bintang-bintang mempunyai peluang seperti itu. Bahkan, mereka bukan hanya terbatas pada kondisi peremajaan saja, bahkan keausan total dari benda-benda seperti itu bisa terjadi. Kondisi yang terakhir ini yang menyebabkan musnahnya benda tersebut dari alam semesta raya ini. Maka, matahari ataupun bumi, bulan, dan planet-planet lain sejatinya bisa hancur dan musnah.
Sebenarnya, ketika kita mau melihat atau berandai dampak yang paling buruk. Mataharipun bisa meledak dan musnah dari alam semesta. Seandainya Matahari meledak, maka serpihan-serpihannya akan menghantam planet, bintang-bintang, dan benda-benda langit lain di sekitarnya. Semua yang terkena serpihan itu akan mengalami terbakar dan bisa mengakibatkan kehancuran. Kondisi yang paling menghancurkan adalah disebabkan oleh sedotan energy yang dayanya super sangat besar yang akan menyedot seluruh materi tata surya masuk ke dalam putaran arus energy tersebut. Ketika semua tersedot ke dalam pusaran itu, maka semuanya akan hangus dan hancur menjadi partikel-partikel terkecil atau atom-atom. Kondisi tarikan ni akan bertahan dalam waktu yang lama hingga seluruh materi yang ada dalam grafitasinya tersedot musnah. Hal ini sesuai dengan teori para ahli yang mengatakan bahwa ketika sebuah bintang meledak, maka akan terbentuk black hole yang menyedot semua materi di sekitar obyek yang meledak itu. Materi yang tersedot tadi juga akan "menghilang" lalu menjadi atom-atom.
Hasil pengamatanku menunjukkan bahwa hampir setiap hari terdapat setidaknya satu tata surya hilang. Bahkan sering kali dua atau tiga tata surya yang musnah karena aus. Sebagaimana hukum keseimbangan, ketika ada yang hilang, maka ada juga yang baru. Hilang dan munculnya tata surya baru itu jauh berada di bagian alam semesta yang itu tidak pernah terbayangkan sedikitpun oleh manusia. Tempatnya teramat sangat jauh. Adanya kondisi seperti itu di dalam sistem tata surya lain, maka bukan mustahil suatu saat system tata surya kita ini juga akan musnah. Kalaupun system tata surya kita ini hilang, maka dampaknya teramat sangat kecil sekali, bahkan nyaris tidak berdampak apapun bagi keseimbangan system alam semesta raya ini. Sebagai ibaratnya, kalaupun tata surya kita ini musnah, maka tidak akan masuk dalam berita Koran. Karena, system tata surya ini teramat sangat kecil jika dipandang dari sudut pandang keselurhan alam. Tata surya yang kita tempati ini tidak kelihatan. Bagaikan satu butir pasir di pantai. Kehilangannya tidak mengakibatkan apa-apa.
Oleh karena itu, yang terpenting bagi kita adalah kesadaran bahwa alam ini memang bisa rusak dan musnah, dan itu tidak perlu kita risaukan. Karena Tuhan dengan segala kemaha kuasaanNya tentu telah mempunyai agenda sendiri tentang kita manusia, alam, kelangsungan, kehancuran, penyelamatan, dan sebagainya. Berdasar kesadaran itu, maka kita perlu tetap bergiat untuk melakukan hal terbaik sesuai perintah Tuhan, merealisasikan kekhalifahan kita sebagai khalifah di muka bumi, agar kondisi rahmatan lil 'alamin betul-betul segera terwujud. Tak perlu kita merisaukan wilayah kuasa Tuhan. Lakukan saja apa yang diperintahkan olehNya. Itu saja sudah sangat cukup bagi kita.
Sekian, terima kasih atas perhatiannya.
Wa Allahu 'alam bi al-showab.

Selasa, 03 Agustus 2010

Penginderaanku tentang Tsunami Matahari

Penginderaanku tentang Tsunami Matahari


Baru-baru ini NASA mengatakan adanya Tsunami Matahari yang dampaknya bisa mencapai bumi. Atas dasar itu, maka kami melakukan penginderaan apa sebenarnya yang dimaksud dengan Tsunami Matahari tersebut. Guna menjawab pertanyaan itu, maka kami melakukan penginderaan tentang fenomena yang ada di Matahari. Berikut ini hasil penginderaanku.
Pada saat ini, kondisi hidrogen yang ada di inti matahari mengalami fusi secara besar-besaran. Fusi ini terjadi karena perputaran mtahari yang berlangsung selama ini. Inti matahari menjadi lebih panas dari dasawarsa lalu. Kalau selama ini kita merasakan hawa yang terasa lebih panas dari dasawarsa yang lalu, ini memang merupakan salah satu dampak dari panas yang dirambatkan oleh sinar matahari.
Akibat dari adanya fusi hidrogen di inti matahari ini, maka gas yang menyelimuti matahari yang terdiri bermacam-macam unsur (seperti argon, dan lain sebagainya) menjadi tersedot ke inti matahari. Ketersedotannya ini merupakan bentuk keseimbangan yang dapat dijelaskan seperti cara kerja hukum bejana berhubungan. Namun, ketika kandungan gas itu semakin banyak tersedot ke inti matahari, maka matahari melakukan penyesuaian dengan mengeluarkan lidah api. Kondisi ini sebenarnya sudah bermula dari lama.
Setiap lidah api matahari dijilatkan, maka pengaruhnya adalah timbulnya gelombang panas yang dapat mengganggu magnet alam, termasuk magnet bumi. Tentu saja, planet terdekat matahari, seperti Merkurius dan Venus benar-benar seperti terbakar. Kondisi keterbakaran Merkurius bisa mencapai hampir seluruhnya. Venus mencapai kurang lebih 50%, dan bumi mengalami sebesar 10%. Ketika tsunami Matahari melanda bumi, maka terjadi peningkatan rambatan panas sehingga suhu meningkat sekitar 1-2 derajat.
Ketika nanti Tsunami Matahari menjangkau bumi, selain peningkatan suhu udara, rambatan panas itu akan mengganggu medan magnet bumi, dan sistem magnet buatan maupun sistim kelistrikan yang dibuat manusia juga akan terganggu. Bisa jadi mengakibatkan kematian total listrik untuk beberapa saat. Dampak dari Tsunami Matahari ini lebih kuat dibanding dengan dampak juluran lidah api. Kalau juluran lidah api hanya berdampak mengganggu medan magnet sesaat, seperti terganggunya gelombang komunikasi yang dipancarkan oleh saluran-saluran pemancar. Gelombang terganggu dan kemudian blank. Dampak jilatan lidah api ini sudah sering terjadi dan kita alami bersama. Namun, dampak Tsunami Matahari ini belum terasa. Kalau nanti benar terjadi, sistim kelistrikan bisa mati total pada medan magnet yang terganggu itu, yang luasnya sekitar 10% dari total bumi yang teraliri listrik.
Dampak terburuk dari Tsunami Matahari adalah jika sampai kulit terluar matahari terkelupas dan terlempar. Sedikit saja itu mengenai bumi, maka bisa menghancurkan sebagian besar bumi. Meskipun ini bisa terjadi, namun kita harapkan ini tidak akan terjadi.
Gambaran kondisi Matahari sekarang ini sama dengan ketika panasnya suhu inti bumi meningkat, yang menyebabkan tekanan magma meningkat, sehingga gunung-gunung juga siap meledak. Begitulah gambaran perimbangannya.
Oleh karena itu, marilah kita tata dan kuatkan iman kita kepada Allah SWT, semoga kita termasuk orang-orang yang dirahmati Nya.
Wallohu ’alam bish sowab.