Kami sedang menunggu buku ketujuh kami tentang "Mbah Mutamakin"

Minggu, 21 April 2013

Perjumpaan dengan Prabu Jayabaya

Ramalan Jayabaya Oleh: Argawi Kandito (syeh Pandrik) Ada perbedaan mendasar antara ramalan suku Maya kuno dengan ramalan Jayabaya. Terutama dalam hal meode ramalannya. Perihal hasil ramalannya boleh dikatakan serupa, yaitu membahas tentang keadaan kemasyarakan pada masa-masa tertentu. Jaman akan terus mengalami perubahan. Tiap-tiap perubahan itu mempunyai karakter sendiri, sehingga sifat kepemiminan yang melekat pada tiap-tiap jaman juga berbeda. Meskipun istilahnya berbeda, namun substansinya bisa dianggap serupa. Metode ramalan Suku Maya Kuno diperoleh melalui pengamatan perilaku alam, terutama yang data utamanya didapatkan dari catatan-catatan astrologi. Pada kondisi posisi bintang tertentu akan berdampak pada keadaan tertentu. Umumnya kepemimpinannya masyarakat juga bisa dibaca dari tanda-tanda alam tersebut. Selain dengan posisi bintang, arah angin, posisi matahari, dan perilaku lainnya juga menjadi perhitungan. Sedangkan pada ramalan Jayabaya bukan seperi itu. Jayabaya melakukan peramalan berdasarkan ilmu ilmu yang dipelajari, dari para sesepuhnya, maupun dari hasil pencariannya hingga ke negeri-negeri jauh. Dari banyaknya ilmu yang dipelajari itu, Jayabaya mempunyai ilmu yang dijadikan basis peramalan. Ilmu tersebut adalah ilmu yang ketika diaplikasikan bisa membuat Jayabaya itu menjadi dua wujud. Wujud yang satu berada di dimensi sekarang, sedang wujud kedua berada pada dimensi masa depan. Ada dimensi kedua ini Jayabaya lalu bisa melihat apa yang telah terjadi di masa depan. Karena ia sendiri telah mengalami. Dari apa yang dialami itulah yang kemudian dituturkan, dan oleh masyarakat itu disebut sebagai ramalan atau jangka. Ketika menjelaskan apa yang dipaparkan di atas, Jayabaya juga mengatakan bahwa dia pernah mengalami “mati” beberapa kali. Di setiap kematiannya itu dia berada di jaman yang berbeda-beda. Jaman-jaman ini mempunyai karakter yang berbeda, baik keadaan masyarakatnya, kepemimpinannya, kesejahteraannya, dan sebagainya. Jaman-jaman itulah yang digambarkan sebagai jaman kaliyuga, kalabendu, kalasuba, dan sebagainya. Kepemimpinannya juga disebut beragam, ada satria pinandita, satria piningit, satria nglembara, dan sebagainya. Apa yang dialaminya itu merupakan pengalaman spiritual tingkat tinggi, yang mungkin hanya akan dialami oleh para pendaki spiritualitas seperti seorang yang bernama Jayabaya tersebut. Ilmu yang menghasilkan pengalaman seperti diceriterakan itu disebutnya sebagai ilmu dimensi. Ilmu ini menurut pengakuan Jayabaya berasal dari orang-orang Yunani, yang didapatkannya ketika ia berkelana keliling dunia dalam masa-masa pencariannya. Tentang hal ini, sejarah memang tidak pernah mencatat tentang apa yang dialami oleh Jayabaya. Bahkan pada dasarnya jayabaya adalah seorang petualang juga tidak pernah tercatat. Padahal, sebelum orang lain belajar ke luar negeri, Jayabaya telah belajar ke luar negeri. Ketika orang lain ke luar negeri hanya untuk berdagang, Jayabaya melakukannya untuk belajar. Beberapa negeri pernah dikunjungi, seperti India, Iran, Irak, Yunani, Turki. Di India ia mempelajari pokok-pokok ajaran agama Hindhu. Mulai dari ritualnya hingga Ia mempelajari falsafah-falsafahnya. Dari apa yang dipelajarinya itu diramu ulang untuk disesuaikan dengan karakter masyarakat Jawa. Tentu saja beliau sangat memahami dengan baik tentang kesamaannya dan perbedaannya ilmu-ilmu yang didapatkannya itu dengan ajaran Jawa. Di India itu juga ia mempelajari Budha. Bahkan menurut pengakuannya, Ia belajar Budha di India hingga mendapatkan pencerahan. Perihal pencerahan yang dialami dialami itu dituturkannya dengan bentuk gambaran bahwa alam semesta ini ada di genggaman tangan yang satu sedangkan dimensi waktu ada di genggaman tangan yang lain. Dan ketika dia menyadari bahwa ada ruang dan waktu di genggamannya, ternyata waktu dan ruang itu menjadi hancur. Setelah hancurnya ruang dan waktu itu ia menemukan sosok orang yang tidak ia kenal. Dari sosok itu ia menjadi mengetahui ada beberapa sisi yang memenuhi dimensi pencerahannya. Sisinya berbeda-beda tetapi tetap pada satu. Setelah sadar dari situ, atau setelah kejadian itu, ia menjadi terinspirasi akan suatu konsep untuk membentuk tata kehidupan masyarakat. Setelah pulang dari pengembaraannya itu membawa konsep Bhineka Tunggal Ika. Konsep itu yang lalu diaplikasikan di pemerintahan ketika Jayabaya menjabat sebagai Maharaja. Konsep itu meskipun telah diimplementasikan elum diberi nama. Konsep itu baru terkenal bernama Bhineka Tunggal Ika setelah dituliskan pada kitab Negara Kertagama. Meskipun telah mengalami pencerahan, Jayabaya tetap melanjutkan pengelanaannya hingga ke Timur Tengah dan Yunani. Dalam rangkaian perjalanannya itu Jayabaya juga mempelajari berbagai kepercayaan yang ada di Timur Tengah dan Asia Kecil. Bahkan ia juga memelajari tentang bagaimana seseorang mengaplikasikan teknik sihir, tipu daya dengan berbagai alat. Tentang dunia mistik Arab juga dipelajari. Setelah pulang dari pengembaraannya itu, ia mengembangkannya dan mengajarkannya kepada masyarakat dalam kemasan ilmu kejawen. Bentuk-bentuk pengaruh dari budaya yang didapatkan dari perjalannanya itu nyata melekat dalam ajaran kejawen. Meskipun tidak banyak, namun keberadaan pengaruh itu mudah didapatkan. Sebagai contohnya adalah penggunaan tulisan Arab dalam bentuk rajah. Rajah yang dituliskan dengan dimensi geometris tertentu itu didapatkan dari gabungan keilmuan Arab, Yunani, dan juga Persia Kuno. Lalu dikemasnya dengan substansi Kejawen. Jadi, dari situ kita mulai tahu bahwa budaya rajah itu telah ada sebelum jaman Majapahit. Itu merupakan kebudayaan yang diserab dari Arab oleh jayabaya. Walaupun, agama Islam belum masuk secara massif ke negeri Jawa. Namun proses Arabisasi sudah terjadi, dengan pionernya Jayabaya. Yang dimulai dari penggunaan tulisan dan keilmuan mistik Arab oleh Jayabaya.

Jumat, 22 Maret 2013

Mbah Mutamakin Ulama, Filosof, Sosialista yang tak terceritakan

Mbah Mutamakin Ulama, Filosof, Sosialista yang tak terceritakan oleh: Argawi Kandito; Setelah melakukan kontak secara intens, saya berkesimpulan ada perbedaan antara pemahaman masyarakat terhadap Mbah Mutamakin dengan realitasnya. Dalam cerita-cerita yang ada di masyarakat, sosok Mbah mutamakin seolah sebagai sosok mistis yang banyak mengalami hal-hal berbeda dengan kelaziman manusia pada umumnya. Pengalaman-pengalaman metafisis begitu kuat diekspose, hingga menutupi realitas rasional beliau yang justru itu menjadi basis kepribadiannya. Apa yang terjadi pada kisah Mbah Mutamakin ini sepertinya memiliki kesamaan model dengan kisah Gus Dur. Gus Dur yang begitu rasional dalam pemikiran dan perilakunya, namun dalam masyarakat yang menguat adalah cerita-cerita yang mistis-metafisis. Kuatnya cerita mistis ini yang lambat laun menempatkan Gus Dur sebagai manusia yang tak lazim manusia lainnya. Mungkin, hal seperti itu terjadi karena karakter kewalian beliau-beliau ini. Bagi saya, Mbah Mutamakin adalah sosok yang sangat peduli dengan keilmuan. Seorang filosof sekaligus ulama yang pernah dimiliki bangsa ini. Sayangnya kisah beliau tidak terdokumentasi dengan baik. Pemikiran-pemikiran cerdasnya, serta penjelasan yang sangat komprehensif dan tuntas, menunjukkan kualitas kefilosofiannya. Begitu pula dalam pemahaman agama dan realitas tablig yang dilakukannya, menunjukkan kualitas keulamaannya. Maka wajar bila pada akhirnya beliau dianggap sebagai wali oleh masyarakatnya.Walaupun sudah lama meninggal, baik yang mengenal maupun yang tak mengenal, masih terus beramai-ramai datang menziarahinya. Gus Dur juga mengungkapkan serupa, dalam epilog buku ini. Bagi Gus Dur, Mbah Mutamakin merupakan sosok yang membangun kekaisaran ilmu dan pengetahuan, terutama agama yang mengakar dari keraton hingga pinggiran. Mbah Mutamakin juga seorang seorang sosialista, psikolog klasik, yang intinya beliau itu adalah ulama yang multi talenta. Seperti metode-metode penulisan buku-buku saya yang lain, semua data yang saya tuliskan di buku ini adalah diperoleh melalui metode spiritual-metafisik. Sama-sama melalui perjumpaan dengan nara sumber di alamnya masing-masing. Tujuannya sama, yaitu sekedar berbagi informasi dari perjalanan spiritual yang telah saya lakukan. Tidak lebih dari itu. Tentu saja tidak ada maksud doktrinasi kepada pembaca. Pembaca saya asumsikan sebagai orang yang bijaksana, yang berakal budi, yang mampu menyaring salah-benar, baik-buruk, dengan kemampuan akal budinya masing-masing. Gaya penulisan sengaja saya kembalikan kepada gaya dialogis, agar pembaca seolah-olah juga merasakan bertanya kepada narasumbernya, yaitu Mbah Mutamakin. Tiada gading yang tak retak, begitulah bunyi pepatah lama. Itu menunjukkan bahwa selagi kita masih manusia, kesalahan sangat mungkin terjadi. Baik itu kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Untuk itu, sebelumnya saya memohon maaf yang sebanyak-banyaknya jika ada kesalahan. Kebenaran mutlak hanyalah milik Tuhan. wa Allahu 'alam bi al showab. Selamat membaca. Penulis Argawi Kandito E-mail: pandrik.kandito33@gmail.com Blog: spiritual-pandrik.blogspot.com

Minggu, 08 Juli 2012

Analisis Penyakit Aneh di Kamboja

Penyakit Misterius Melanda Kamboja, Filipina Waspada Judul di atas adalah judul dari detik.com hari Sabtu 07 Juli 2012 yang diposting jam 17.55. Inti dari beritanya adanya penyakit misterius yang melanda Kamboja hingga mengakibatkan korban sebanyak 60 orang tewas. Tanda-tanda penyakit itu digambarkan begini : “Anak-anak yang diserang penyakit tak dikenal ini mengalami gejala demam tinggi dan tanda-tanda peradangan pada otak atau gangguan pernafasan, atau keduanya. Sebagian besar anak yang terinfeksi penyakit ini meninggal hanya dalam waktu 24 jam setelah dirawat di rumah sakit.” WHO turun tangan untuk mengidentifikasi, namun hingga kini penyebabnya belum diketahui. Berdasar berita itu, saya ingin mencoba sharing kepada pembaca tentang penyebab penyakit ini. Metode yang saya gunakan untuk meneliti penyakit ini adalah menggunakan pendekatan spiritual-metafisik yang biasa saya lakukan. Metode ini bersifat intuitif, maka pengamatannya tentu juga bersifat intuitif. Hasil dari penelitian itu jelasnya saya paparkan sebagai berikut: Penyakit itu disebabkan oleh bakteri, bukan virus. Bakteri ini timbul pada sanitasi yang kurang baik. Jenis bakteri ini memiliki karakter khusus yang agak berbeda dengan bakteri-bakteri lainnya. Bakteri ini sangat kecil, karena itu ia bisa masuk melalui pori-pori secara aktif tanpa gigitan serangga, bisa juga masuk karena gigitan serangga terutama nyamuk dan lalat, bisa juga masuk melalui makanan. Serangga yang banyak menyebarkan bakteri ini adalah lalat dan nyamuk. Bakteri ini banyak timbul pada tanah yang lembab. Terutama pada tempat pembuangan kotoran binatang ternak atau lokasi peternakan. Kondisi seperti itu, yang banyak mengandung selulosa merupakan media yang sangat kondusif bagi bakteri itu untuk berkembang biak. Pembelahan dirinya akan menjadi sangat produktif pada kondisi seperti itu. Maka, ketika masuk kedalam tubuh manusia dimana ada selulosa yang mencukupi, bakteri itu akan membelah diri. Proses pembelahan dirinya ini yang kemudian menyebabkan infeksi di saluran darah, organ-organ dalam seperti hati jantung, paru-paru dan sebagainya. Jika hati yang terserang, kondisi hati akan bisa menggelembung seperti kena serangan cacing hati. Maka hati lalu tidak berfungsi. Begitu pula organ-organ yang ada di tubuh akan mengalami hal serupa, menggelembung lalu tidak berfungsi. Kondisi ini yang menyebabkan panas tinggi dan gagalnya sistem organ bekerja. Bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia bisa melalui sayuran yang dikonsumsi. Umumnya kotoran ternak dijadikan pupuk kandang yang digunakan untuk memupuk tanaman sayuran. Nah, ketika pupuk kandang yang terjangkiti bakteri ini digunakan untuk memupuk tanaman sayuran, lalu bakteri ini menempel di sayuran, dan sayuran dikonsumsi oleh manusia, maka bakteri itu bisa masuk ke dalam tubuh manusia. Satu karakter yang dimiliki oleh bakteri jenis ini, ia tahan terhadap panas (termofil) meskipun dipanaskan hingga 100% C. Bakteri ini memiliki dinding yang sangat kuat yang mampu melindunginya dari suhu panas tersebut. Namun materi ini lemah terhadap suhu dingin. Pada suhu 0 derajat celsius, bakteri ini akan mati. Unsur yang menyusun bakteri ini, yang bersifat air, yang menyebabkan karakter seperti itu. Dengan demikian, sebaiknya sayuran sebelum dikonsumsi dimasukkan dulu ke dalam lemari es hingga suhu 0 derajat selcius. Setelah itu baru boleh direbus. Ini tentu trik untuk mengamankan dari bakteri itu. Bakteri yang bisa mati dengan panas hingga 90 derajat celsius adalah bakteri yang sudah mature, sudah tua dan terbentuk sebagai bakteri. Tetapi untuk bakteri yang masik bersifat potensi, dalam arti belum membelah diri, jejaknya (atau bekas tempelannya) jika bertemu dengan faktor lain atau bakteri lain akan menyebabkan timbulnya bakteri. Bakteri yang masih bersifat potensi ini tidak bisa mati karena panas. Tetapi ia bisa mati karena suhu yang dingin. Demikian hasil penelitian saya, semoga para pihak dapat mengambil manfaat dari uraian ini. Terutama bagi paramedis dan profesional lainnya yang kompeten di bidangnya, bisa menggunakan uraian ini sebagai penambah informasi, sebagai referensi, dengan semangat untuk meningkatkan keilmuan. Saya akan sangat apresiatif jika ini dikembangkan melalui penelitian ilmiah yang bercorak rasional dan empiris seperti metode yang dikembangkan di sekolahan-sekolahan. Terima kasih atas perhatiannya, wa Allahu ‘Alam bi al showab. Argawi Kandito (Syeh Pandrik, 8 Juli 2012), di Pondok Pangelmon Pawenang

Minggu, 27 Mei 2012

Kanker: Deteksi dan Penanganannya

Kanker: Deteksi dan Penanganannya oleh: Argawi Kandito Catatan: Tulisan ini dilatarbelakangi oleh adanya keluhan keluarga penderita kanker. Berdasar keluhan itu, dengan menggunakan pendekatan spiritual-metafisik dicarikan keterangan tentang kanker, cara mendeteksinya, dan cara penanganannya. Berikut ini hasilnya. Semoga bermanfaat). Di dalam tubuh kita terdiri dari sel. Sel yang berkumpul berkumpul membentuk jaringan. Jaringan yang memiliki fungsi yang sama itu membentuk organ. Dan organ itu membentuk sistem tubuh. Pada satuan-satuan organisme ini, ada yang namanya metabolisme. Metabolisme sendiri dapat didefinisikan sebagai proses reaksi di tiap satuan organisme tadi. Baik di tingkat sel, di tingkat jaringan, maupun di tingkat sistem dalam tubuh. Tetapi yang paling dasar dan paling utama dalam tubuh, metabolisme yang ada pada tingkat sel. Karena metabolisme pada tingkat sel akan berpengaruh terhadap metabolisme di tingkatan-tingkatan selanjutnya, seperti di tingkat jaringan, di tingkat organ, maupun di tingkat tubuh secara keseluruhan. Ada periode masa hidup sel. Ada masa dimana sel itu membelah diri, dan ada masa dima sel itu menjadi tua dan rusak. Kerusakan sel-sel ini oleh tubuh akan dirombak menjadi zat lain. Contohnya, sel darah merah yang sudah tua atau sudah rusak, akan diuraikan menjadi cairan empedu. Lalu, sel sperma yang telah tua atau rusak akan diproses oleh mekanisme hormonal tubuh, yang berpusat di prostat, akan dirombak menjadi supplai untuk sel yang produktif. Sebagian lagi, dari sel sperma yang sudah tua tadi, diurai lagi menjadi hormon, terutama hormon testoteron, hormon adrenalin dalam mekanisme tubuh pria, semua itu dipengaruhi dari hasil perombakan sel sperma yang sudah tua tadi. Dalam satu siklus menstruasi ada masa ovulasi pembentukan telur, dan juga masa pelepasan telur. Dari satu siklus tersebut hanya menghasilkan satu telur yang bersifat vertil atau subur. Sebenarnya pada pembelahan yang terjadi pada sel telur itu menghasilkan empat. Namun yang berjumlah tiga ini tidak vertil yang lalu disebut polusit. Polusit sendiri, pada pengertian awam, itu akan ikut luruh bersama endometrium ketika terjadi menstruasi. (ini pengertian yang selama ini dipahami oleh awam maupun medis). Sebenarnya tidak sesederhana itu. Sebelum luruh polusit mengalami perombakan terlebih dulu. Polusit ini dirombak oleh sistem tubuh menghasilkan hormon yang berperan dalam menstruasi. Hormon itu antara lain estrogen, progesteron, LH, prolaktin, cerotonin, dan banyak lagi hormon dengan prosentase yang sangat kecil. Polusit juga mengandung haemoglobin, zat besi, dalam jumlah yang sedikit. Ketika terjadi proses menstruasi ini, hormon itu masih ada terus hanya kadarnya yang berubah-rubah, tidak stabil. Ada masa-masa tertentu hormon-hormon tertentu meningkat juga menurun. Hal ini yang menyebabkan mekanisme tubuh perempuan lebih mudah mengalami sakit. Namun dia juga lebih mudah dalam recovery. Karena ada kerja hormon-hormon yang saling menyeimbangkan. Kembali ke masalah kanker, sel kanker ini adalah sel yang mengalami malfungsi. Boleh juga dikatakan sebagai sel yang sakit. Sakitnya sel ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Namun, yang jelas, faktor yang paling memengaruhi masa kesehatan sel adalah yang namanya hormon. Hormon di dalam tubuh manusia ini berbagai macam, dengan respon yang berbeda-beda. Dengan kata lain hormon tersebut aktif atau bekerja dengan sebab yang berbeda-beda. Karena memang hormon mempunyai sifat yang spesifik. Bekerja hanya pada satu masalah. Ketika terjadi metabolisme di dalam sel, hormon juga berperan di situ. Kalau metabolisme sel ini mengalami gangguan, misalnya karena munculnya hormon lain, atau over produksi hormon, ini akan mengakibatkan sel tersebut menjadi sakit dan akhirnya malfunggsi, dan tidak produktif. Misalnya, secara sederhana, ada orang orang yang perutnya terasa mules karena panik, atau ketika panik lalu mengalami mencret, itu menunjukkan over produksi hormon di dalam sel, sehingga selnya tidak produktif. Itu contoh kalau terjadi sel pencernaan. Kalau itu terjadi di sel paru-paru, kalau panik orang bisa mengalami sesak nafas. Hal ini karena sel di dalam paru-paru itu menjadi tidak produktif dan mengkerut, sehingga menjadi sesak nafas tadi. Itu tadi contoh-contoh sederhana dari malfungsi dari sel. Contoh yang lebih rumit itu terjadi pada proses terjadinya kanker. Kanker itu akibat malfungsi metabolisme sel. Hampir diakibatkan karena over produksi hormon. Namun ada juga yang diakibatkan bakteri atau virus. Secara luas itu dipengaruhi oleh antigen tertentu. Baik sel ini malfungsinya karena hormon atau karena ada bakteri tadi, sel tersebut akan mengirimkan sinyal kepada antibodi untuk mengatasi malfungsi ini. Nah, pada dasarnya, setiap hari manusia mengalami malfungsi sel. Orang yang dikategorikan normal sekalipun sebenarnya mengalami malfungsi sel. Contohnya, ketika kulit ari di tangan dalamperiode tertentu akan mengelupas. Rambut akan rontok, atau respon lain yang seperti dikatakan di atas tadi. Namun, ada parameter tertentu seseorang itu dikatakan mengkhawatirkan atau mengalami kanker. Dalam keadaan manusia normal, prosentase kerusakan sel dalam satu jaringan itu sangat kecil. Sangat jauh kurang dari 1%. Bahkan mendekati nol persen. Sehingga tubuh tidak merespon apapun, dan tidak ada sinyal kepada antibodi untuk melindungi kerusakan tersebut. Dalam kasus kanker, kerusakan sel itu terjadi pada mulanya satu sel yang rusak, tapi tidak mengganggu sistem reproduksi sel itu, atau sistem membelah diri. Sehingga sel yang rusak tadi itu masih bisa membelah diri, dan menggandakan diri. Ketika sel sakit ini masih terus menggandakan diri, dia akan mendominasi suatu jaringan. Kalau sudah mendominasi, disitu baru akan ada respon antibodi. Respon antibodi ini justru akan melindungi sekelompok sel yang rusak tadi. Hal ini akan mengakibatkan antibodi mengalami mutasi perilaku. Dia akan melindungi penyakit bukan melindungi sel yang sehat. Karena sifat antibodi ini melindungi yang mayoritas. Seperti mekanisme voting. Ketika sel yang rusak tadi terlindungi antibodi, maka akan semakin memperbanyak diri. Apalagi kalau ada zat-zat yang merangsang pertumbuhan, seperti protein dan lemak, maka perkembangannya akan semakin cepat. Jika sudah seperti itu, dalam arti sudah mendominasi suatu jaringan, maka akan disebut sebagai kanker. Kanker ini jika meluas akan menguasai organ. Dan otomatis, jika sudah menguasai suatu organ, sel ini akan mempengaruhi atau memutasi sel darah juga. Sel darah akan terinfeksi oleh zat kanker tadi. Karena darah beredar di seluruh tubuh, maka besar kemungkinan untuk menjalar hingga ke organ-organ lain. Kalau sudah seperti itu, biasanya diklasifikasikan ssebagai stadium empat, stadium akhir. Mekanisme yang ttepat untuk menangani kasus kanker dalam stadium yang medium, yang belum terrlalu parah, atau baru pada taraf menginfeksi jaringan, itu adalah dapat dilakukan: 1. Memberikan zat yang mampu menetralisir antibodi tertentu. Zat yang bisa digunakan adalah zat yang bersifat detoksifikasi, pelarut, termasuk anti oksidan. 2. Setelah antibodi ini menjadi netral, hal ini ditandai dengan pertumbuhan sel kanker yang menurun, dan beberapa sel lalu mati, pembelahannya melambat, maka penanganan yang dilakukan adalah seperti yang di point 1, namun perlu diberikan anti alergen. Ini perlu dilakukan untuk melindungi sel-sel yang masih sehat. Terapi yang dianjurkan adalah terapi anti protein dan lemak. 3. Ketika anti alergen itu mulai bereaksi, ditandai dengan banyak sel kanker yang mati, masih harus dilakukan terapi anti protein dan lemak, dan terus dilanjutkan point 1 dan 2. 4. Ketika 99,9% sel kanker itu telah hilang atau mati, terapi yang harus diberikan adalah terapi metabolisme. Tentu sesuai dengan metabolisme organ tersebut. Termasuk juga terapi anti stres. Karena stres itu akan memicu hormon menjadi tidak stabil, yang bisa berpotensi membangkitkan lagi. Ketika terapi metabolisme ini penderita bisa diberikan protein dan lemak dengan takaran yang terbatas. Dan yang paling baik adalah yang bersifat nabati. 5. Masa pemulihan atau masa penyempurnaan penyembuhan harus dilakukan dengan pola hidup biasa. Tidak perlu diet. Yang harus dijaga adalah tidak stres. Disarankan, untuk menjaga kestabilan kesehatan si penderita, sebaiknya setiap 2 hari sekali tetap mengkonsumsi antioksidan dan detoksifikasi. Wa Allahu ‘alam bi al showab. Semoga Bermanfaat. Argawi kandito, Sukoharjo, 27 Mei 2012, jam 21.23 wib.

Jumat, 10 Februari 2012

Misteri Situs Gunung Padang, Karya Peradaban Jawa Kuno

Situs Gunung Padang, Karya Peradaban Jawa Kuno

Heboh gunung yang memiliki situs saat ini luar biasa. Orang dibawa kedalam pemikiran yang penuh keraguan, penuhh harapan, ada khayalan pembenar, dihadapkan pada pilihan-pilihan teori yang memungkinkan benar, disuguhi bukti-bukti artefak yang menguatkan. Ditambah lagi model analisis yang meyakinkan. Maka, orang-orang tidak berani memutuskan dengan sempurna untuk berpendapat mendukung argument yang membenarkan maupun yang tidak membenarkan. Di situlah letas asyiknya…Antara iya dan apa iya, berkelindan.

Situs Gunung Padang, di Jawa Barat telah menunjukkan artefak batu-batu yang tersusun di atas gunung. Ini tidak bisa disangkal lagi, bahwa ini adalah kreasi manusia. tentu saja manusia yang hidup sekitar 4000an sebelum masehi. Bahkan hingga 6000an SM. Kira-kira begitu. Siapa penyusunnya? Alasan apa menyusun itu? Bagaimana bentuk dasarnya? Untuk menjawab itu, saya mencoba menjelaskan. Semoga penjelasan ini dapat memberikan gambaran imaginasi.

Kurun waktu 6000-4000 SM, di lokasi gunung padang itu telah dihuni manusia Jawa purba. Mereka adalah ras manusia seperti sekarang ini, sudah berbahasa, berinteraksi antar sesama, bahkan sudah ada penjelajahan dari belahan bumi lain. Hanya saja, warna kulit mereka ini gelap. Rasnya mirip ras Afrika, yang berkulit sangat gelap. Kalau kemudian kemarri kulitnya sudah agak terang, itu karena sudah ada perkawinan campuran antar ras. Kehidupan mereka ini belum mengenal system kehidupan berdasar keluarga. Begitu pula system kepercayaan masih sangat sederhana. Boleh dikatakan hampir tidak ada hukum. Bahkan memakan manusia lain masih lumrah.

Meskipun system kehidupan bermasyarakat maupun system kepercayaan masih sangat sederhana, namun mereka telah sadar berkelompok dan juga mempercayai adanya zat yang adi kuasa. Dua kesadaran ini terbukti adanya pembangunan situs batu di pucuk gunung. Dipilihnya lokasi pucuk gunung, karena mereka berpendapat bahwa tempat yang tertinggi itu menunjukkan tempatnya para dewa atau zat yang kuasa yang dipercayainya. Hanya saja dewa yang diartikan di sini bukanlah layaknya dewa yang dipercayai oleh kepercayaan Jawa yang lebih modern yang digambarkan dalam dewa-dewa wayang. Dewa mereka adalah dewa hampa. Dewa tanpa nama. Puncak tertinggi spiritualitasnya adalah suwung. Nol. Tidak menemui apa-apa. Sebagaimana gambaran pucuk gunung itu. Oleh karena itu mereka membentuk bangunan-bangunan sebagai tempat peribadatan di sana.

Bentuk dasar bangunan batu pada jaman itu tidak beraturan. Tidak ada pola geometris tertentu. Sepertinya membangunnya hanya berdasarkan keinginannya saja. Bentuk dan keindahan tidak mendapatkan prioritas. Batu-batu ditumpuk sesuka hatinya. Sisa-sisa yang tampak sekarang ini merupakan reruntuhan. Bukan bentuk bangunan dasarnya. Batu-batu yang ada di pucuk gunung itu berasal dari dasar gunung, atau tempat lain di sekitar gunung. Mereka tidak membuat batu-batu agar bisa berbentuk geometris seperti yang tampak sekarang ini, melainkan mereka mencari batu-batu yang memiliki bentuk serupa, yang lalu disusunnya.

Kala itu pecahan batu yang berbentuk persegi (gilig) seperti itu banyak tersebar di daerah itu. Batu-batu itu asal dari proses alam. Alam bisa membentuk seperti itu, karena sesar di bawah bumi jawa barat itu banyak yang berpotongan. Ketika ada gempa, yang kemudian menghasilkan panas dan melontarkan material-material dengan energy yang kuat dan tegak lurus disertai dengan resonansi, maka bentuk-bentuk batu seperti itu bisa terjadi. Bahkan gunung yang kelihatan Limas, dengan sisi miring lurus juga terbentuk. Struktur tanah yang seperti punden berundak juga terbentuk dari situ.
Kira-kira menjelang 2000 SM, sudah ada datang orang-orang dari negeri seberang. Meskipun di awalnya banyak pertikaian, namun lama-kelamaan bisa berdampingan dan berasimilasi. Lahirlah ras-ras baru seperti kita-kita ini. Perihal prosesi makan manusia, ini ada yang karena persembahan, maupun karena keyakinan kekuatan atau kesaktian. Atau juga bentuk dari perlawanan. Tidak ada pola yang menggambarkan secara pasti. Sering kali mereka mengubur tulang-belulang sisa yang dimakan, maupun mengubur orang yang meninggal normal, mayatnyya dimasukkan ke dalam rrongga-rongga batu yang ada di gunung itu. Rongga-rongga gunung itu terbentuk karena proses geologis. Alami geologis. Bukan kreasi orang untuk batu yang terpendam. Karena mereka membangun di atas tanah dengan ketinggian yang tidak tinggi. Awalnya bangunan ya bisa mirip stone hang yang ada di amerika. Mempunyai kemiripan seperti itu.
Begitulah gambaran terbentuknya situs gunung Padang di Jawa Barat. Begitulah yang saya tahu. Kebenaran mutlaknya hanya ada pada Tuhan Yang maha Kuasa. Untuk mencari kebenaran versi keilmiahan sekarang ini, lebih baik dibuktikan saja. Tulisan ini tidak bertendensi menunjukkan kebenaran sendiri. Melainkan membantu memperbanyak sisi pendapat, barangkali bisa untuk rujukan. Terima kasih.

Wa Allahu’alam bi al-showab.

Ditulis Oleh: Argawi Kandito. Pebruari, 10, 2011.

Kamis, 09 Februari 2012

Menguak Misteri Gunung Sadahurip di Garut

Menguak Misteri Gunung Sadahurip di Garut

Oleh: Syeh Pandrik (Argawi Kandito)

Saat ini, Pebruari 2012, berita di media massa ramai membahas tentang fenomena gunung Sadahurip di Kabupaten Garut yang memiliki bentuk mirip piramida. Karena bentuknya itu, lalu orang-orang berpendapat “jangan-jangan itu memang betul piramida?” Apalagi, berita tentang fenomena itu mendapat penguatan-penguatan dari berbagai tokoh, seperti staf ahli presiden tentang bencana, juga orang yang disebut sebagai paranormal karena mengaku mendapat bisikan gaib, dan sebagainya. Ditambah lagi adanya isu yang beredar bahwa itu konon telah diteliti dengan uji sinar fisika dan sebagainya. Lebih heboh lagi ketika media mengangkatnya dengan tayangan-tayangan yang dibumbui analisis gambar, dicoba dihubungkan dengan teori-teori yang bisa menguatkan, maka perdebatan menjadi semakin asyik untuk diperhatikan.

Namun demikian, ilmuwan-ilmuwan yang tergolong dalam antropolog, dan beberapa geolog, juga sejarawan, banyak yang membantah bahwa itu merupakan piramida tinggalan kebudayaan kuno. Mereka berargumen bahwa tidak ada tanda-tanda kebudayaan di sekitarnya yang memperkuat adanya proses pembangunan piramida. Tentu juga ada alasan-alasan lain. Paparan mereka disiarkan di berbagai media televisi maupun media cetak. Meskipun demikian, paparan mereka ini diperhatikan minir oleh sebagian orang, terutama orang yang berharap bahwa itu benar-benar piramida.

Orang-orang yang berharap bahwa gunung Sadahurip itu adalah berasal dari piramida ternyata banyak sekali. Mungkin mereka akan menjadi lebih bangga jika itu benar-benar terbentuk dari piramida. Karena, dengan demikian akan bisa menepuk dada lebih kencang bahwa ternyata Indonesia (terutama Jawa) dulu itu adalah berperadaban tinggi. Dengan semangat itu, maka mulai mengkaitkan dengan bukunya Santos tentang Atlantis itu adalah Indonesia, dan sebagainya. Argumen-argumen lain seperti kebudayaan Jawa yang ternyata mempunyai kemiripan dengan kebudayaan kuno Negara-negara lain juga menjadi penguat. Argumen ini tetap mendapat sokongan, karena selama ini tidak ada (baca: minim) data tercatat tentang peradaban di Jawa ini. Karena tidak ada catatan itu, maka pendapat apa saja bisa berprobabilitas benar.

Dengan memerhatikan perdebatan-perdebatan di atas, saya mencoba untuk melacak apa yang terjadi dengan gunung Sadahurip itu. Hasil dari pelacakan saya dengan metode spiritual (metafisis) dengan cara melihat terbentuknya gunung Sadahurip itu, maka saya bisa menyatakan bahwa:

1. Gunung Sadahurip itu bukan bentukan manusia. Artinya bukan terbentuk karena adanya upaya manusia untuk membangun piramida seperti pembangunan piramida di Mesir.

2. Gunung Sadahurip itu murni terbentuk akibat peristiwa geologi yang terjadi pada jutaan tahun lampau.

3. Bentuknya yang menyerupai piramida disebabkan adanya gempa yang cukup besar kala itu dengan episentrum di bawah gunung itu. Tepat di bawah gunung itu ada sesar yang saling berseberangan. Ketika ada gempa maka energii dari bawah terpompa ke atas hingga memunculkan gundukan material yang lalu membentuk gunung tersebut. Bentuknya yang seperti piramida itu terjadi karena energy ketika gempa itu tegak simetris dan beresonansi, maka bentuknya material yang menyembul itu menjadi simetris dan karena resonansinya itu maka strukturnya berlapis-lapis menyerupai bangunan punden berundak.

4. prosesnya yang sudah jutaan tahun itu, maka struktur materialnya membatu, dan dilapisan luarnya berupa tanah pada umumnya di permukaan bumi lainnya.

Setelah adanya kehidupan manusia, bentuk gunung yang simetris itu mendapat perhatian penduduk sekitarnya. Bahkan, ketika masyarakat masih berkepercayaan Syiwa-Budha, maupun peradaban Hindu, gunung itu diapresiasi sebagai tempat bersemayamnya Dewa Syiwa. Ketika peradaban itu, gunung itu digunakan sebagai tempat pemujaan.
Begitulah keterangan saya, semoga bisa menjadikan tambahan referensi. Adapun pendapat itu mempunyai probabilitas benar maupun salah, maka saya harapkan adanya kebijaksanaan para pembaca untuk mencerna informasi ini.
Wa Allahu ‘alam bi al-showab.

Ditulis oleh: Syeh Pandrik (Argawi kandito). 9-2-2012.

Kamis, 20 Oktober 2011

Epilog Soekarno pada buku TAN MALAKA

EPILOG, oleh Soekarno, Presiden I RI, dan Proklamator RI.
Protes Pribadi dan Pujian atas Tan Malaka

Tan Malaka merupakan sosok cerdas. Salah satu putera bangsa yang memiliki ide dan pandangan yang luas. Dalam dunia internasional dia juga punya pergaulan yang luas. Dia itu merupakan sosok yang progresif. Dia maju, sebelum kita memikirkan sesuatu, ia telah melakukannya terlebih dulu.
Tan malaka itu member warna lain dalam perjuangan kemerdekaan. Dia memilih jalan yang orang lain tidak mengetahui jalan yang dipilihnya. Jalan yang ditenpuh Tan Malaka adalah jalan yang substansial menyangkut inti pada berdirinya sebuah Negara. Memang jalan yang dipilihnya itu berbeda dengan jalan yang dipilih oleh pejuang lainnya, termasuk Saya dan hatta. Karena definisinya berbeda. Negara oleh Tan Malaka dimaknai sebagai sebuah pola atau suatu corak peradaban. Polanya abstrak, tidak konkrit. Ia ingin membantuk dari keabstrakannya itu. Dari alam idea. Sedangkan saya membangun Negara dari fisik, ada bukti-bukti nyata. Karena menurut saya Negara itu kumpulan masyarakat yang memiliki satu kesatuan dan satu tujuan yang memiliki tempat yang sama, kultur yang sama, dan jiwa yang bersatu. Pandangan saya ini sejalan dengan pandangan Hatta.
Tan Malaka menanamkan nilai-nilai demokrasi, pendidikan politik pada warga Negara melalui Murba dan melalui gebrakan-gebrakan pemikirannya. Pemikiran Tan Malaka ini memang pada awalnya saya pandang sebagai pemikiran yang bisa bersimpangan dengan Pancasila. Namun kalau dicermati dengan seksama pemikirannya itu akan menjadi dasar dari Pancasila yang sejati. Pada pemahaman yang selintas pemikiran tan Malaka itu bertabrakan dengan Pancasila. Karena memang ada pemikiran yang radikal dank eras, dan cenderung destruktif di awal. Tetapi, sebenarnya memang itu yang kita butuhkan untuk hidup dalam kebangsaan. Karena memang sistem yang ditinggalkan penjajah itu harus dihansurkan. Harus ada destruksi agar bisa kita bangun dengan pemikiran kita sendiri. Nah, pemikiran yang bisa mendestruksi kolonialis itu adalah pemikiran tan Malaka.
Tetapi, ketika pemikiran Tan Malaka itu kita terapkan pada saat awal kemerdekaan, itu akan mematahkan semangat dan mental masyarakat Indonesia. Karena apa, ketika dipelajari, efek yang ditimbulkan pertama kali adalah hilangnya pegangan, limbung, dan kehilangan diri sendiri. Tahapan berikutnya, pemikiran pihak yang mempelajari akan berseberangan dengan Negara. Dia akan cenderung, ini sebagai resikonya, akan kehilangan nasionalisme secara sementara. Efek yang terakhir, setelah efek satu dan dua itu diurasakan, seseorang itu akan terjatuh kedalam ideology yang nyaman yang sesuai dan sejalan dan konstruktif terhadap lingkungan dan Negara pada saat itu. Di situ ia akan mendapatkan inspirasi dan kreatifitas dari kejatuhannya pada efek satu dan dua. Memang tidak disarankan untuk dipelajari oleh orang-orang awam. Tetapi pemikiran Tan Malaka ini wajib dipelajari oleh orang-orang yang memiliki intelektualitas dan bersedia untuk membangun bangsa ini dari awal.